norbit

Rabu, 29 Juni 2016

FREKUENSI

Mengingat frekuensi .... Khususnya model frekiensi suara(sonar) dan frekuensi cahaya(sinar) .
Autofokus gw pada frek.suara adalah bahwa frekiensi suara merambat dari sombergetaran yg dirambatkan pada benda2 yg terhubung dengan sumber getaran tersebut .
misalkan getaran dari pitasuara manusia yang mana terhubung dengan udara(udara mengandung benda2) , dalam artian gerakan pitasuara bersentuhan dengan udara dan ikut menggerakan udara dan bergerak terus sampai pada udara yang terhubung dengan telinga(gendang telinga) sehingga gendang telinga tersebut ikut bergetar dengan pola /tempo /ketukan getaran yang sama , dimana pola tersebut akan sampai terkirim ke otak manusia yang kemudian akan diproyeksikan sebagai suara yang exist kita dengar ...
Mungkin kalo dianalogikan mirip dengan ketika kita melempar batu ke suatu kolam, batu yang menyentuh air akan menggerakkan air dengan pola tertentu dan air yg terhubung dengan batu akan mengerakkan air yg terhubung lagi, sehingga terbentuklah gelombang merambat .
Oleh karena memerukan benda dalam aktifitasnya , menjadikan minimum nya kemungkina frek.suara merambat di ruang hampa (minimumnya medium rambat frek.suara diruang hampa) .
Nah sekarang ke frekuensi cahaya ..
Entahlah , sebenarnya gw cukup bimbang dengan frek.cahaya , apakah dia merambat atau semacam benda khusus tersendiri yang bergerak terlempar dengan pola /ketukan sebagai frekuensi . kalopun dia merambat apakah dia merambat melalui benda ataukah bukan benda , misalkan merambat melalui energi contohnya (itupun kalau sepakat bahwa energi termasuk bukan benda ,ditinjau dari sudut bahwa energi sebagai penyebab gerakan benda ,bukan termasuk benda itu sndri) , tentunya masih dengan pola tertentu., kalopun semacam itu bernilai benar , maka artinya frek.cahaya adalah pemuatan volume energi dengan pola tertentu yang kemudian dipancarkan., sehinga memungkinkan untuk melintasi ruang hampa ,
Yg jelas terspakati bahwa frek.cahaya mampu melintasi ruang hampa entah bagaimana .
Kalo gak salah frek.radio, wifi, bluetooth, infrared dsb, adalah temasuk pemancaran frek.cahaya ...
Menyimak banyaknya macam cahaya , dari yg bisa di respon dan yang tidak bisa direspon oleh mata manusia ... Sehingga dibuatlah berbagai macam perangkat sebagai penerjemah pola ...
Data yang di tangkap oleh suatu perangkat di di transform dalam wujud listrik , kemudian pola dalam wujud listrik tersebut di bentuk dan dimodif oleh perangkat trsbt yang kemudian akan di pancarkan sebagai frek.cahaya .,
Dan frek.cahaya yg membawa pola tersebut akan di terima oleh perangkat penerima yang akan menterjemahkan pola2 yang di di tangkap, entah akan di terjemahkan sebagai suara , gambar ataupun gerakan .
Dengan dua jenis frekuensi diatas, membuat saya membayangkan adakah jenis frekuensi lainya yaitu jenis frekuensi yang entah bagaimana sifat2 nya , mampu melintasi berbagai medan tanpa terpengaruh oleh benda ataupun energi di sekitar sepanjang dia melintas .
Dan kalopun ada dapatkah frekuensi jenis ini bukan hanya efektif digunakan tapi mampu menimbulkan atau membentuk atau mungkin membawa suatu energi di sekitar lintasanya, bagi saya sulit dibayangkan memang ...
Ada kemungkinan memang , bisajadi memang sudah ditemukan , saya tidak tau .. Minimal kalo bukan manusia bumi mungkin mahluk lain di planet lain, atau galaksi lain , bahkan alamsemesta lain , atau mungkin memang belum ditemukan oleh mahluk manapun, atau mungkin memang jenis ini samasekali tidak ada.
Entahlah mungkin saya yg terlalu bodoh dan hanya berimajinasi saja ....
Bukanya mengeluh, walopun memang iya, tapi mencari atau mungkin membuktikan suatu perkara yang belum tentu kebenaranya sudah pasti mendekati tidak mungkin bagi saya .. Dimana kita sendiri dengan lingkungan yang dari sistem sosial, sistem pendidikan, atau sistem pemerintahan yg seperti ini, sangat cukup tidak paham dengan sistem2 tersebut .
Di bumi bagian sebrang mungkin masyarakatnya sudah memulai mencari daerah jajahan baru atau kearah rencana untuk menuju daerah jajahan baru , bukan di atas planet ini lagi , tapi diluar yaitu diplanet lain, ya mencari planet lain yang cocok untuk di jajah, mengingat bahwa planet earth sudah dianggap cukup tua mungkin lebih lagi sudah mulai sesak oleh manusia itu sendiri ...
Disini , disini masih meributkan konflik2 yg menurut saya sepele , dan cenderung menyianyiakan akal dan pikiran
Dengan pemborosan memori ingatan untuk mengingat hal2 yg negatif, memikirkan hal2 yang menimbulkan konflik ,permusuhan, perselisihan, perpecahan ,.. Memikirkan kesenjangan2 yg ada, sah dan wajar saja memang meninjau bahwa pikiran2 tersebut datang sendirinya dan sering tanpa disadari, meeeeehhhhh ...
Meributkan dan persaingan negatif , saling menjatuhkan dan menjelekkan , melihat dari sudut apa agamanya , siapa orangtuanya , suku yang mana , berapa kekayaanya , sehingga dirasa sah untuk memimpin ... < okelah mungkin memang cukup perlu untuk memikirkan hal tersebut , tapi ya jangan sampe menimbulkan konflik yang mana sehingga mengarahkan dirikita kearah melupakan untuk memikirkan dan melakukan hal2 yang mungkin lebih penting dan lebih positif ...
Kalo gak salah yang berangkat pagi pulang malem tetep gak punya tabungan aja masih banyak , gmna sempet buat menyempatkan diri kan . masih mending buat orang2 yg bisa menikmati pola seperti ini, kan ada juga yang gak enjoy sama pola yg begitu ... @#%&#&@%%$$@)(+$--$-
Brgghhjkfbxhcveidkfnejgamaoslmdhxuebdjciufbe
Faaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk

JEBAKAN BAHASA

Dulu kata ASU dan ANJING itu biasa , tp seiring waktu dan karena dijadikan bahan memaki maki , akhirnya jadi terkesan negatif ..
Sama halnya yg saya temuin dulu, disuatu daerah yaitu kira2 begini :
Suatu ketika pas lagi ngobrol dengan orang2 dilingkungan baru secara sengaja saya mengatakan "cangkem" kepada seseorang , dan respon orang tersebut setelah denger kata2 dari saya adalah malah menasehati , katanya "mas nek iso ojo ngomong cangkem , luwih apik mulut ,soale kata cangkem nek kene kesane negatif tur ora sopan" translate = "mas kalo bisa jangan bilang 'cangkem' , lebih baik 'mulut' , soalnga kata cangkem disini terkesan negatif dan kurang sopan" . saya langsung diam dan minta maaf saja ....
congor > cangkem > mulut
Mungkin dulu ngomong congor adalah hal biasa , karena seiring waktu dan seringnya kata trsbut dijadikan untuk memaki2 orang , akhirnya di sepakati secara tidak langsung sebagai kata yang kurang sopan , kemudia digunakanlah kata cangkem , dan seiring waktu pula kata tersebut sering digunakan untuk memaki "cangkemu" akhirnya dinilai kurang sopan juga , dan dipakailah kata mulut .
*Mau jajal memaki pakai kata2 lain
"dasar pinter luh" , "kupingmu kui"
Kita lihat hal lainya ...
Dalam hal berpakaian , melihat sejarah ,mungkin mahluk purba awalnya gak pake pakaian , semakin kesini dinilai bahwa semakin tertutup semakin baik dan sopan ...
Beberapa orang yang menilai sopan atau tidaknya orang lain, baik atau tidaknya orang lain dari yang dia lihat dan dia dengar saja atau bahkan dari pakaianya saja .
Ada juga orang melihat bukan dari yang tampak saja, tapi dari niat dan hasrat juga ...
*yangbelomsempatngelantur
Designed By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates